Rabu, 29 April 2009

Keprihatinan Ikhwan

Resensi Cerita
judul:Keprihatinan Ikhwan
tema: Relegius
sumber: tidak terdeteksi
halaman: tidak diketahui
alur:campuran/bolak-balik

cerita ini dimulai dari seorang ikhwan yang ditengah kesibukan Organisasi,Kuliah, Tugas, Kepanitian, Tugas Awal, Tugas Besar, Lab, Riset menyempatkan untuk walking-walking(maklum gak punya motor jadi jalan kaki he he ) dari yang deket kampus (pasar minggu), kemudian pasar DaKo, Pasar Kordon, Palasari, Antapani, Puntang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Ciater sambil menikmati indahnya jalan di Bandung,tetapi di sepanjang jalan ada sebuah pemandangan yang kurang enak di nikmati, apakah pemandangan itu???? mungkin pemandangan penilaiannya bersifat subjektif, kenapa bisa dikatakan subjektif krn tergantung orang yang memandangnya, ok langsung aja, pemandangan itu yaitu akibat kemajuan jaman yang terlalu bebas dan terlalu mengikuti model,maka sekarang muncullah orang-orang yang memamerkan tubuhnya, melancipkan dadanya, dan suka memakai baju adiknya yang konon kekecilan maklum uang nya mepet jadi beli bajunya juga yang kecil-kecil he he he he ,,,,,,,
ceritanya gak sampai disitu ,di sepanjang jalan aku lihat banyak orang yang sama(susah membedakan itu pria dan wanita ataupun itu muda maupun tua) banyak orang wanita yang memakai baju seperti cowok dan ada ibu-ibuk yang memakai baju anaknya,(maaf kalo menyinggung perasaan). selain itu banyak cewek yang ................(AudzubillahImindalif,aku gak mau nyebutin karena terlalu sebel euy) dengan mata memandang kebawah aku berpikir kenapa sekarang terjadi seperti jaman jahilliyahh/yang menurut hadist dimana dijaman itu banyak akhwat yang memakai baju tapi telanjang. sebenarnya mau kamu apa?????kok memamerkan yang seharusnya disembunyikan,kasihan kami(para ikhwan) yang mau menjauhkan diri dari dosa, padahal kami udah menjaga pandangan, tapi tetap aja gak bisa menjauhkan dari rayuan setan yang terlaknat, masak kita(para ikhwan) harus beli kaca mata kuda biar jalanya fokus, susahkan untuk memakainya (harus ngepasin lagi).

lanjut cerita ditunggu aja

1 komentar:

  1. menanti adalah ujian, aku tidak ingin menzalimi orang yang mencintai ku, aku tahu umur kamu tidak ljauh beda dengan aku,,,, aku belum siap menerima tamu..... aku juga belum siap untuk bertamu kepadamu..... maaf ya,,,, insyaAllah kalo udah siap aku akan berkunjung kerumah kamu dan bertamu kepadamu.....semoga terwujud .....InsyaALLAH

    BalasHapus